Kawah Gunung Bromo, 2.329 mdpl. Gunung Bromo atau dalam bahasa lokal tengger dieja "Brama" berasal dari nama dewa utama dalam agama Hindu, Brahma (Dewa pencipta). Gunung Bromo memiliki kawah, lubang besar yang berbentuk cekungan pada puncaknya yang terbentuk karena letusan sekaligus sebagai pertanda bahwa gunung Bromo adalah gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini. Aktivitas vulkanologi masih sering terjadi, kepulan asap dari dasar kawahnya masih bisa disaksikan diantara pesona paginya dari titik tertinggi spot sunrise puncak Pananjakan.
Kawah Gunung Bromo berada diantara lembah dan ngarai kaldera Tengger yang memiliki lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo
1# Sekilas Sejarah Pembentukan Kawah Gunung Bromo
Gunung Bromo saat ini adalah satu-satunya yang masih aktif dan merupakan warisan Gunung Bromo Purba. Gunung Bromo juga bagian dari kawasal Kaldera Tengger yang luas, yang terbentuk asalnya dari Gunung Tengger (4.000 m dpl) yang merupakan gunung terbesar dan tertinggi pada waktu itu. Kemudian terjadi letusan kecil, materi vulkanik terlempar ke tenggara sehingga membentuk lembah besar dan dalam sampai ke desa sapi kerep. Letusan dahsyat kemudian menciptakan kaldera dengan diameter lebih dari enam belas kilometer.
Kaldera Tengger, termasuk kaldera purba yang meletus antara 200 hingga 40 ribu tahun yang lalu. Keliling kaldera Tengger mencapai 46 kilometer, berukuran 9 km x 10 km dan kedalaman 500 meter. Seiring berjalannya waktu, di dalam Kaldera Tengger muncul beberapa gunung akibat proses alam dan salah satunya adalah gunung Bromo
2# Gunung Bromo dan Komplek Gunung di Pegunungan Tengger
Gunung Bromo termasuk bagian salah satu gunung yang berada di Komplek Pegunungan Tengger. Pada hamparan pasir yang sangat luas (Laut Pasir) dengan gunung-gunung di tengahnya yaitu: Gunung Bromo (2.392 m dpl), Gunung Batok ( 2.440 m dpl), Gunung Widodaren (2.614 m dpl), Gunung Watangan (2.601 m dpl) dan Gunung Kursi (2.581 m dpl). Dinding kaldera yang mengelilingi laut pasir sangat terjal dengan kemiringan ±60-80 derajat dan tinggi berkisar antara 200-600 meter
Legenda Masyarakat Tengger: Raja Brawijaya dari Majapahit yang mempunyai anak perempuan bernama Rara Anteng yang menikah dengan Joko Seger, keturunan Brahmana. Ketika terjadi pergolakan di Pulau Jawa, sebagian mereka mengasingkan diri di dataran tinggi gunung Bromo dan dipimpin oleh Roro Anteng dan Joko Seger, jadilah mereka suku Tengger, kependekan dari AnTeng dan SeGer
Di keliling kaldera Tengger terdapat beberapa gunung diantaranya adalah G. Penanjakan (2.770 m dpl.), Gunung Cemorolawang, Lingker (2.278m dpl.), Gunung Pundak Lembu (2.635 m dpl.), Gunung Jantur (2.705 m dpl.), Gunung Ider-ider (2.527 m dpl.) serta Gunung Mungal (2.480 m dpl.). Sedangkan pada Komplek Pegunungan Jambangan terdapat Gunung Lanang (2.313 m dpl), Ayek-ayek (2.819 m dpl), Gunung Panggonan Cilik (2.883 m dpl), G Keduwung (2.334 m dpl), Gunung Jambangan (3.020 m dpl), Gunung Widodaren (2.000 m dpl), Gunung Kepolo (3.035 m dpl), Gunung Malang (2.401 m dpl), dan Gunung Semeru (3.676 m dpl).
Posting Komentar