Inilah uniknya Bromo, selain mempersembahkan keindahan panorama alam gunung, bukit, lautan pasir, savanna , matahari terbit, juga mempersembahkan keindahan dan keluhuran budaya masyarakat yang berdiam di sekitarnya yaitu masyarakat Suku Tengger. Seperti kita ketahui, masyarakat Tengger tidak bisa di pisahkan dari Gunung Bromo dan Yadnya Kasada.
Bagi masyarakat Suku Tengger Gunung Bromo dan Pura Luhur Poten menjadi tempat yang suci dan penting baik dalam keseharian maupun dalam perayaan keagamaan. Pura Luhur Poten merupakan sebidang lahan dan bangunan mirip pura yang terletak di tengah lautan pasir ( tepatnya di antara Gunung Bromo dan Gunung Batok) sebagai tempat berlangsungnya upacara Kasada.
Pura Luhur Poten dibangun pada tahun 2000, dengan gaya arsitektur Jawa dan Bali. Bangunannya terdiri dari 3 zone atau mandala, yaitu : Mandala Utama (tempat pemujaan), Mandala Madya (tempat persiapan pengiringan upacara sembayang), Mandala Nista (peralihan pintu masuk ke dalam).
Mandala Utama, Tempat Pemujaan
Di sebut juga jeroan, tempat pemujaan persembahyangan yang terdiri dari :
Padma: Fungsi utamanya adalah menjadi pemujaan kepada sanghyang widi atau Tuhan Yang Maha Esa, Padma tidak beratap terdiri dari bagian kaki ( tepas), badan (batur) dan kepala (sari) yang dilengkapi dengan Bedawang, Nala, Garuda dan Angsa.
Bedawang Nala ,lambang ini mencerminkan kura-kura raksasa yang mendukung padmasana, dibelit oleh dua ekor naga, garuda dan angsa posisi terbang di belakang badan padma yang masing-masing menurut mitologi melukiskan keagungan bentuk dan fungsi padmasana.
Bangunan Sekepat (tiang empat) fungsinya untuk penyajian sarana upacara atau aktivitas serangkaian upacara.
Bale Pawedan serta tempat dukun sewaktu melakukan pemujaan.
Zone Tengah Mandala Madya
Disebut juga jaba tengah, tempat persiapan dan pengiring upacara terdiri dari:
Kori Agung Candi Bentar, bentuknya serupa dengan tugu, kepalanya memakai gelung mahkota segi empat atau segi banyak bertingkat-tingkat mengecil ke atas dengan bangunan bujur sangkar, segi empat atau segi banyak dengan sisi-sisi sekitar satu depa alit, depa madya, depa agung.
Bale Kentongan / bale kul-kul letaknya di sudut depan pekarangan pura, fungsinya untuk tempat kul-kul yang dibunyikan awal, akhir dan saat tertentu dari rangkaian upacara.
Bale Bengong/Pewarengan suci letaknya diantara mandala madya dan mandala nista. Fungsinya untuk mempersiapkan keperluan sajian upacara yang perlu dipersiapkan di pura yang umumnya jauh dari desa tempat pemukiman.
Zone Depan Mandala Nista
Disebut juga jaba sisi yaitu tempat peralihan dari luar ke dalam pura yang terdiri dari bangunan candi bentar/bangunan penunjang lainnya. Pekarangan pura dibatasi oleh tembok penyengker batas pekarangan pintu masuk di depan atau di jabaan tengah/sisi memakai candi bentar dan pintu masuk ke jeroan utama memakai Kori Agung.Pura Luhur Poten mencapai puncak kunjungan wisatawan saat perayaan Kasada, bagi anda yang ingin menyaksikan kemegahan dan kesakralan Pura Luhur Poten saat Kasada, harus merencanakan sejak jauh jauh hari, segala fasilitas akomodasi di kawasan Bromo dan sekitarnya bisa jadi sudah full-booked bila anda terlambat.
Menuju Pura Poten Bromo, anda harus melintasi lautan pasir, bisa anda tempuh dengan jalan kaki,menyewa kuda, naik ojek motor atau jeep, tergantung pada pilihan anda. Untuk itu harus anda persiapkan masker dan kacamata untuk menghindari butiran pasir yang terbawa hembusan angina yang mungkin akan menerpa anda. Topi , sunblock atau payung sebaiknya anda sertakan dalam list barang bawaan anda, untuk menangkal terik matahari. Air putih jangan ketinggalan.
Posting Komentar